Wednesday, May 4, 2011

Satelit WorldView-3

Merupakan satelit penginderaan jauh DigitaGlobe generasi terbaru setelah 3 generasi sebelumnya yang telah diluncurkan pada 13 Agustus 2014 yan lalu. 

WorldView-3 sensor satelit pertama multi-payload, super-spektral, resolusi tinggi sensor satelit komersial yang beroperasi di ketinggian 617 km. WorldView-3 memberikan 31 cm resolusi pankromatik, 1,24 m resolusi multispektral, 3,7 m gelombang pendek resolusi inframerah dan resolusi 30 m CAVIS. WorldView-3 memiliki waktu revisit rata-rata <1 hari dan mampu mengumpulkan hingga 680.000 km2 per hari.

Satelit WorldView-3 ini memiliki kemampuan perekaman /pemotretan permukaan bumi selain dari resolusi spasial yang sangat tinggi (0.31 m) juga merekam beberapa data multi spektral dengan jumlah band yang cukup banyak, diantaranya adalah : 8 band Multispektral, 8 Band SWIR, 12 band CAVIS.

Satelit WorldView3 ini didesain untuk waktu operasional selama 7.25 tahun dan diperkirakan masih bisa beroperasi hingga 10 – 12 tahun.

WorldView-3 dibangun berdasarkan teknologi WorldView-2 dan WorldView-1 dengan mengembangkan teknologi satelit canggih CMGS, dimana teknologi CMGS ini akan membantu melakukan reorientasi satelit di area koleksi yang diinginkan dalam 4-5 detik, yang sebelumnya diperlukan waktu reaksi 30-45 detik. Dengan bergabungnya WorldView-3 sebagai armada satelit modern dalam kelas satelit WorldView, maka DigitalGlobe akan menjadi kolektor citra resolusi dengan kapasitas terbesar dalam industri citra.
(Sumber : WorldView-3 DigitalGlobe datasheet)
Share:

Satelit WorldView-2

Merupakan satelit penginderaan jauh DigitaGlobe generasi yang terbaru setelah 2 generasi sebelumnya, satelit WorldView-2 ini memiliki kemampuan perekaman/ pemotretan permukaan bumi selain dari resolusi spasial yang sangat tinggi juga merekam sejumlah spektum tertentu secara bersamaan, sehingga merupakan satu-satunya satelit yang menghasilkan citra ber-resolusi 0.46 m pankromatik dan 1.85 m multispektral pertama yang memiliki jumlah band (spektrum) sebanyak 8 band.


Satelit WorldView-2 merupakan satelit generasi ke-3 dari GigitalGlobe, yang diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009 di tempat yang sama dengan satelit sebelumnya. Ketinggian orbit dari satelit ini adalah 770 Km dengan type orbit sun synchronous dan masa operasional sekitar 10 -12 tahun. Satelit WorldView-2 dilengkapi dengan sensor pankromatik dan multispektral dengan resolusi 0.46 m dan 1.85 m, memiliki akurasi geolokasi sekitar 35 m tanpa ground control. Kemampuan kapasitas perekaman data dari citra ini adalah 1 juta Km² per hari.


Hasil dari pemotretan atau perekaman sensor pada satelit tersebut adalah gambaran nyata dari keadaan permukaan bumi pada saat pemotretan dilakukan, sehingga dengan demikian bisa digunakan sebagai bahan dasar acuan dalam pemetaan. Pemetaan yang akurat sesuai dengan gambaran keadaan riil di lapangan akan memberikan informasi yang tepat dan sangat dibutuhkan dalam rangka inventarisasi sumber daya alam dan lingkungan di suatu daerah yang berguna bagi penyusunan program-program atau rencana-rencana pembangunan di daerah tersebut.

Citra satelit sangat bermanfaat bagi pemetaan wilayah, karena memuat gambaran unsur-unsur geografis yang sangat akurat.
(Sumber : WorldView-2 DigitalGlobe datasheet)

Share:

Satelit WorldView-1

Satelit penginderaan jauh generasi selanjutnya setelah Quickbird, menghasilkan citra pankromatik (BW) saja dengan resolusi 0.5 m dan kemampuan untuk menghasilkan citra stereo.

Satelit ini diluncurkan pada tanggal 18 September 2007 di Vandenberg Air Force Base, California Amerika Serikat menggunakan roket delta 7920. Satelit WorldView-1 ditempatkan pada ketinggian orbit 496 Km dengan type orbit sun synchronous, diperkirakan memiliki masa operasional sekitar 10 s/d 12 tahun. Sensor yang dipasang adalah sensor panchromatic dengan resolusi 50 cm, menghasilkan citra mono dan stereo. Akurasi geolokasi yang dihasilkan sekitar 4 m tanpa ground control.


(Sumber : WorldView-1 DigitalGlobe datasheet)
  
 



Share:

Satelit QuickBird

Satelit QuickBird diluncurkan pada tanggal 18 Oktober 2001 di California Amerika Serikat, satelite ditempatkan pada ketinggian orbit 482 Km dengan type orbit sun sycronous, membawa sensor dengan kemampuan resolusi 61 cm pankromatik dan 2.44 m multi spektral dengan akurasi metrik sekitar 23 m s/d 17 m (tanpa ground kontrol). Sejalan dengan usia operasionalnya, saat ini ketinggian orbit satelit Quickbird berada pada ketinggian 450 Km dan secara kontinue akan terus turun hingga pada akhir masa operasionalnya pada ketinggian 300 Km. Satelit ini mulai memproduksi data pada bulan Mei 2002. Quickbird diluncurkan dengan 98º orbit sun-synchronous dan misi pertama kali satelit ini adalah menampilkan citra digital resolusi tinggi untuk kebutuhan komersil yang berisi informasi geografi seperti sumber daya alam.
 
Setelah meng-orbit selama 90 hari, Quickbird akan memperoleh citra dengan nilai resolusi, Panchromatic sebesar 61 cm dan Multispectral sebesar 2.44 meter. Pada resolusi 61 cm bangunan, jembatan, jalan-jalan serta berbagai infrastruktur lain dapat terlihat secara detail. 

Satelit Quickbird mampu untuk men-download citra dari stasiun three mid-latitude yaitu Jepang, Itali dan U.S (Colorado). Quickbird juga memperoleh data tutupan lahan atau kebutuhan lain untuk keperluan GIS berdasarkan kemampuan Quickbird untuk menyimpan data dalam ukuran besar dengan resolusi tertinggi dan medium-inclination, non – polar orbit.

Quickbird dapat digunakan untuk berbagai aplikasi terutama dalam hal perolehan data yang memuat infrastruktur, sumber daya alam bahkan untuk keperluan pengelolaan tanah (manajemen, pajak). Sedangkan untuk keperluan industri, citra Quickbird dapat memperoleh cakupan daerah yang cukup luas sebesar 16.5 km atau 10.3 mil.



Share:

Satelit Pleiades

Pleiades merupakan satelit penghasil citra satelit resolusi tinggi yang dibuat oleh perusahaan Airbus Defence & Space. Satelit Pleiades saat ini sudah memasuki generasi kedua yang diberi nama Satelit Pleiades 1B, yang diluncurkan pada tanggal 2 Desember 2012, sedangkan untuk Satelit Pleiades 1A yang merupakan Satelit Pleiades generasi pertama, diluncurkan pada tanggal 16 Desember 2011.

Satelit Pleiades menghasilkan data citra satelit dalam dua moda, yaitu moda pankromatik dan moda multispektral. Citra satelit dalam moda pankromatik mempunyai resolusi spasial 0.5 meter dengan jumlah band yaitu 1 band (pankromatik), sedangkan citra satelit dalam moda multispektral mempunyai resolusi spasial 2 meter dengan jumlah band yaitu 4 band (VNIR – Visible Near Infra Red).



PRODUK CITRA SATELIT : PANSHARP PRODUCT : 0.5 meter warna natural (3 Band – RGB), BUNDLE PRODUCT : 2 meter citra satelit moda multispektral (4 Band – VNIR) dan 0.5 meter citra satelit moda pankromatik (1 Band – Pankromatik).

















Keterangan  :
·         Terdapat dua opsi pembelian data Citra Satelit Pleiades yaitu pembelian data arsip dan data perekaman terbaru.
·         Data arsip merupakan data citra satelit yang sudah direkam dan sudah tersedia, sedangkan data perekaman terbaru yaitu data citra satelit yang diambil jika pada suatu area yang akan diorder tidak ada data yang tersedia atau data yang tersedia mempunyai tutupan awan yang terlalu tinggi, sehingga diperlukan pengambilan data citra satelit terbaru dengan tutupan awan yang rendah.
·         Data original Citra Satelit Pleiades yang dibeli dapat berupa data Citra Satelit Pleiades warna natural (3 Band – B, G, R) dengan resolusi spasial 50 cm yang merupakan hasil fusi antara data Citra Satelit Pleiades dalam moda multispektral dengan data Citra Satelit Pleiades dalam moda pankromatik atau berupa data Citra Satelit Pleiades bundle 4 Band (B, G, R, dan NIR), dimana nantinya pihak customer mendapatkan data original Citra Satelit Pleiades dalam dua moda, yaitu moda multispektral dengan resolusi spasial 2 meter dan mempunyai resolusi spektral 4 band (B, G, R, dan NIR) serta dalam moda pankromatik dengan resolusi spasial 0.5 meter dan mempunyai resolusi spektral 1 band (band pankromatik).
Share:

Pemanfaatan Citra Satelit untuk Pertanian dan Perkebunan

Pemanfaatan dalam bidang Pertanian dan perkebunan :
-
Melakukan observasi pada lahan yang luas, petak tanaman hingga tiap individu tanaman.
-
Melakukan identifikasi jenis tanaman dan kondisi tanah, potensi panen, efektifitas pengairan, kesuburan dan penyakit tanaman, kandungan air.
-
Secara berkala (time series) dapat digunakan untuk : memantau pertumbuhan tanaman,  laju perubahan jenis tanaman, perubahan atau alih fungsi lahan pertanian, tingkat kerusakan tanaman akibat hama dan penyakit, pemilihan tanaman yang siap panen, dan lain-lain.
-
Menghitung jumlah pohon dan volume hasil panen komoditi perkebunan.
-
Perencanaan  pola tanam perkebunan.
-
Perencanaan peremajaan tanaman perkebunan.




Klasifikasi penggunaan lahan pertanian


Analisis penghitungan jumlah pohon dalam perkebunan kelapa sawit, dalam upaya menaksir jumlah produksi dalam luasan area tertentu, berdasarkan sampel area untuk mengetahui kerapatan pohon per luasan, atau dengan cara otomatis menggunakan pengolahan deteksi berdasarkan profil intensitas mahkota pohon dan konsep geometri diferensial dan kurva tepian objek.
Monitoring optimalisasi pola penanaman kelapa sawit pada areal perkebunan


Perencanaan lahan-lahan pertanian yang akan ditanami jenis tanaman dengan varietas tertentu dalam pilot project penelitian diversifikasi dan ketahanan terhadaphama dan penyakit. 



Pemetaan Lahan Pertanian dan Jenis Komoditi yang ditanam untuk menghitung jumlah produksi pertanian wilayah. 



contoh scene citra satelit dalam bidang pertanian
Share:

Pemanfaatan Citra Satelit untuk Perencanaan dan Pembangunan Wilayah

Citra satelit sangat berperan penting dalam pembangunan wilayah di daerah (kota/kabupaten) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRWK), berfungsi dalam menginformasikan / menvisualisasikan berbagai peruntukan kegiatan fungsional wilayah atau kota yang direncanakan dikembangkan di wilayah atau kota tersebut.

Pemanfaatan dalam bidang Perencanaan dan Pembangunan Wilayah

- Pembuatan peta detail penggunaan lahan
- Perencanaan tata ruang, DED dan Lanscape pembangunan
- Identifikasi dan inventarisasi kawasan-kawasan kumuh
- Perencanaan dan manajemen sarana dan prasarana wilayah
- Pemetaan kawasan rawan bencana alam
- Pemantauan dan penanggulangan bencana alam 








Berikut contoh-contoh citra satelit untuk Perencanaan dan Pembangunan Wilayah :

Pemetaan infrastruktur jaringan jalan


Peta garis wilayah Kota Jambi hasil interpretasi dan delineasi citra satelit, sehingga menghasilkan peta vektor skala 1 : 5000.


Pemetaan situasi di sepanjang koridor jalan tol yang melintasi wilayah Provinsi Banten sebagai bahan perencanaan pembangunan daerah.



Perencanaan pembangunan Jalan Tol Bandung-Sumedang, disajikan dalam bentuk 3 dimensi untuk mengetahui bagian yang harus ditimbun, dipotong atau dibuat jembatan serta wilayah pembebasan.


Perencanaan Jalur Transportasi dan Trayek dalam suatu region, sehingga bisa menjangkau seluruh wilayah.


Inventarisasi batas pemilikan lahan (persil)
Share:

Pemanfaatan Citra Satelit untuk Pemetaan Sumber Daya Mineral


Pemetaan Penyebaran Singkapan Sumber Daya Mineral di suatu wilayah dalam rangka inventarisasi potensi sumber daya alam daerah, dengan memanfaatkan spectral analisis citra.
Share:

Pemanfaatan Citra Satelit Untuk Keperluan Kehutanan dan Lingkungan Hidup



Pemantauan penyebaran kebakaran hutan di suatu wilayah untuk keperluan upaya penanggulangannya.


Monitoring keadaan hutan di sekitar Gunung Tangkuban Perahu-Jawa Barat, untuk melihat kondisi kerusakan hutan yang terjadi.



Pemanfaatan citra satelit 3 dimensi untuk memantau keadaan hutan di puncak dan lereng Gunung Kerinci-Sumatera Barat.
Share:

Pemanfaatan Citra Satelit dalam Monitoring Daerah Terkena Bencana


Pemetaan untuk memonitoring daerah yang terkena dampak bencana luapan lumpur dari sumur bor PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo-Jawa Timur, dalam upaya inventarisasi lahan yang harus diganti rugi.
Peta monitoring keadaan luapan lumpur Lapindo, serta rencana kolam penampungan dan tanggul, juga keterangan lokasi pengungsi dan lokasi pusat semburan dan sumur-sumur lainnya. 



Monitoring perkembangan luapan lumpur untuk wilayah pemukiman di wilayah Porong – Sidoarjo.



Monitoring perkembangan luapan lumpur Lapindo




Citra satelit untuk visualisasi daerah yang terkena bencana jebolnya Situ Gintung – Jakarta



Monitoring perkembangan luapan lumpur Lapindo - Kondisi pada bulan Agustus 2014 




Monitoring perkembangan luapan lumpur Lapindo - Kondisi pada bulan Januari 2015




Monitoring perkembangan luapan lumpur Lapindo - Kondisi pada bulan Januari 2016




Share:

Pemanfaatan Citra Satelit dalam bidang Pertahanan dan Intelejen

Mendukung Operasi Intelijen
- Operasi Tempur
- Operasi Territorial
- Operasi militer selain perang


Penentuan target sasaran operasi dan reconnaissance keadaan wilayah


Identifikasi kekuatan peralatan dan persenjataan lawan serta keadaan fasilitas militer lainnya


 Monitoring dampak kerusakan infrastruktur dari operasi pemboman militer

Model 3 dimensi untuk simulasi latihan operasional pertempuran

Share:

INDERAJA IMAGE

Menyediakan Data Citra Satelit WorldView-4, WorldView-3, WorldView-2, WorldView-1, GeoEye, QuickBird, Pleiades, SPOT, Dll., yang dapat dimanfaatkan dalam aktifitas pekerjaan Bidang Spasial, Penginderaan Jarak Jauh, Pemetaan, Sistem Informasi Geografis (SIG), RTRW, RTRK, RDTRK, Inventarisasi Sumber Daya Alam, Lingkungan, Kependudukan, Pertanahan, Pertanian, Pertambangan, Kehutanan, Transportasi, Perencanaan Wilayah & Kota atau yang berkaitan dengan Data Citra Satelit

HUBUNGI KAMI

ORDER & INFO LEBIH LANJUT :

HP. 08128835019 (Telpon, SMS, WA)

inderaja.image@gmail.com

Pin BB : 5D6D77B2

VENDOR

VENDOR

Popular Posts

Blogger templates